1.Bulan Ramadhan disebut bulan yang penuh berkah dan penuh kemuliaan. Penyebabnya, karena di bulan itu diturunkannya al-Qur’an yang mulia. Seperti tanggal 17 Agustus 1945 selalu diperingati, karena pada tanggal tersebut terdapat peristiwa yang amat penting bagi kelanjutan perjalanan dan nabi bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan RI dari tangan penjajah Belanda dan Jepang yang yang telah menjajah ratusan tahun. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah (185) ayat 185 menegaskan: Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). 2.Kemukjizatan al-Qur’an adalah kemukjizatan Rasulullah SAW yang memiliki keistimewaan dibandingkan kemukjizatan para Nabi dan Rasul lainnya. Jika kemukjizatan para Rasul lainnya manfaatnya hanya menjadi bukti atas kerasulannya saja, sedangkan kemukjizatan al-Qur’an berguna bagi ummat manusia; jika mukjizat para nabi lainnya hanya berlangsung singkat pada waktu itu saja, sedangkan mukjizat al-Qur’an berlangsung sepanjang zaman; jika mukjizat para nabi lainnya hanya sekedar menimbulkan kekaguman sedangkan mukjizat al-Qur’an merupakan kekaguman yang dapat dirasakan manfaatnya sepanjang zaman, dan menginspirasi perasaan dan pikiran manusia untuk menghasilkan karya-karya inovatif. Melalui al-Qur’an misalnya telah lahir puluhan kitab tafsir, berbagai macam cabang ilmu agama Islam:Tafsir, fikih, kalam, akhlak, tasawuf, dan sebagainya. 3.Kemukjizatan al-Qur’an telah berhasil memindahkan pusat peradaban dunia yang semua berada di Yunani, Mesopotamia, Arkadia, Babilonia, India dan China ke dunia Islam:Mekkah, Madinah, Bashrah, Kufah, Baghdad, Damaskus, Mesir dan sebagainya, dengan semangat mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban sebagaimana tercermin dalam lima ayat yang pertama diturunkan, yaitu surat al-Alaq (96) ayat 1-5: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah; bacalah dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam; Yang mengajar (manusua) apa yang tidak diketahuinya. 4.Kemukjizatan al-Qur’an terlihat dari isinya yang tidak dapat ditiru manusia, sejalan dengan fithrah manusia, sejalan dengan temuan ilmiah, dan berlaku sepanjang zaman. Musailamah al-Kazzab pernah ingin menandingi isi al-Qur’an, ternyata hanya berhasil membuat syair tentang katak: Hai katak, anak dari dua ekor katak. Bersihkan apa yang engkau akan bersihkan, bagian atasmu berada di atas air, sedangkan bagian bawahmu berada di bawah tanah; cara diturunkannya dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril yang tidak pernah durhaka; orang yang dipercaya menyampaikannya adalah Nabi Muhammad SAW yang sangat terpercaya, fungsinya sebagai dalil atas kerasulan Nabi Muhammad SAW, petunjuk bagi manusia, obat penenang jiwa, mengeluarkan manusia dari kegelapan, menyatukan hati dan pikiran manusia; susunannya yang amat serasi dan teratur. 5.Kemukjizatan al-Qur’an terlihat pada keterjagaan dan keasliannya, atau tidak dapat dipalsukan hingga akhir zaman, karena antara satu ayat dengan ayat lain saling menafsirkan. Misalnya jumlah huruf yang ada dalam lafadz basmalah (19 huruf) ternyata merupakan angka yang dapat membagi habis seluruh huruf yang ada dalam setiap surat; kata yang sinonim juga sama, misalnya kata jumlah kata zakat dan berkah, jumlah kosakata dun-ya dan akhirat sama jumlahnya; kosakata al-jannah dan al-naar sama jumlahnya, dan seterusnya. 6. Kemukjizatan al-Qur’an terlihat pada kemungkinannya untuk dapat dihafal, tidak hanya oleh dewasa, melainkan oleh anak-anak dan orang nuta netra. Tidak ada satupun kita suci yang dapat dihafal. 7.Kemukjizatan al-Qur’an terlihat pada bacaannya yang dapat dilagukan dengan berbagai versi bacaan yang mengetuk jiwa, hati dan pikiran. Untuk itu perlu kita lakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Setiap orang tua wajib mengajarkan anaknya agar dapat membaca, memahami dan mengamalkan al-Qur’an. 2. Bagi yang sudah lancar dan mahir membaca al-Qur’an, wajib mengajarkan dan membimbing yang belum lancar atau yang belum dapat membaca al-Qur’an. 3. Bagi yang sudah dapat membacanya agar dilanjutkan dengan memahaminya dengan bantuan ilmu bahasa Arab, ilmu-ilmu al-Qur’an, Ilmu Istimbat hukum, dan berbagai ilmu bantu lainnya:sosiologi, antropologi, sejarah, fenomenologi, dan lain sebagainya. 4. Mewujudkan ajaran al-Qur’an dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga al-Qur’an nampak dalam kehidupan budaya masyarakat, membumikan al-Qur’an: nampak dalam ibadah, nampak dalam bacaan shalat, nampak dalam pola makan, minum, dan sebagainya; nampak dalam berpakaian, nampak dalam tempat tinggal, nampak dalam pergaulan, nampak dalam perilaku ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Mari kita bumikan al-Qur’an, membangun generasi Qur’ani. |
Articles >